← Back to home

Jiilaan, yang Hidupnya untuk Menulis dan Ditulis

Sebenarnya aku bukan orang yang mudah mengungkapkan bahkan menuliskan apa yang aku rasakan, tetapi pada hari ini setidaknya aku ingin mencoba menulis sesuatu untuk seseorang yang kusayang, Jiilaan.

Aku tidak pernah merasa seberuntung ini bisa dipertemukan dengan seorang perempuan oleh Tuhan. Jiilaan, namanya, perempuan dengan segala mimpi besarnya mampu mengisi ruang kosong hati kecilku yang cukup sesak dengan noda-nodanya dunia. Seseorang yang bisa aku cintai, hormati, sayangi, dan hargai dari sisi manapun atas tentangnya.

Tentu, kamu bisa menebak dari apa yang kami tampilkan sehari-hari. Kami berdua berasal dari dunia yang sangat berbeda. Aku dengan segala realitas yang hitam putih dan sangat sederhana, tidak pernah menyangka bisa menyatu dengannya yang hidup membawa tekad penuh mimpi dan cerita yang sangat berwarna.

Mungkin dulu aku adalah salah satu orang yang berpikiran bahwa berpasangan sebaiknya dengan yang sefrekuensi, kalau tidak ya tidak akan pernah bekerja. Setelah bertemu dengannya, aku akhirnya sadar bahwa itu tidak sepenuhnya benar. Bukti baiknya Tuhan, ternyata bisa! Kami bisa saling melengkapi satu sama lain. Tumbuh bersama dengannya seperti membaca tiap-tiap halaman dari buku indah tanpa ujung di setiap harinya, selalu ada cerita baru dan menarik untuk diikuti terutama untukku yang hidupnya sangat membosankan dengan banyaknya bilangan-bilangan.

Dia selalu mau mengajariku hal-hal baru dari dunianya, sastra dan menulis misalnya. Tentu saja tidak semuanya dengan mudah aku pahami, tetapi dia dengan penuh binar di matanya tidak pernah sedikitpun menyerah untuk mengajariku dan menceritakan semua hal-hal yang dia suka. Dari binar matanya itu aku tahu, bahwa dia adalah seseorang yang selama ini aku cari dengan api besarnya yang juga menyalakan api kecilku yang tidak jarang nyaris padam.

Jadi seperti prolog pada tulisan ini, mulai dari hari ini, aku akan mencoba menuliskan cerita-cerita tentangnya, mimpinya, dan petualangannya selama aku ada dalam perjalanan panjang ini bersamanya, Jiilaan Aanisah, yang hidupnya untuk menulis dan selalu menarik untuk ditulis.